Perbedaan CPAS dan CAPI dalam Meta Ads: Mana yang Harus Dipilih?

Perbedaan CPAS dan CAPI

Perbedaan CPAS dan CAPI dalam Meta Ads, Sebelumnya masuk ke pembahasan perkembangan di era digital yang semakin kompetitif ini, pelaku bisnis online dituntut untuk terus memperbaiki strategi iklan mereka, khususnya di platform Meta Ads (Facebook dan Instagram).

Dua istilah yang sering muncul dalam strategi iklan digital ini adalah CPAS (Collaborative Performance Advertising Solution) dan CAPI (Conversions API).

Meskipun sama-sama bertujuan meningkatkan performa iklan, keduanya punya pendekatan yang sangat berbeda.

Melalui artikel ini, kita akan bahas secara mendalam, natural, dan menyeluruh tentang apa itu CPAS dan CAPI, bagaimana cara kerjanya, manfaatnya, hingga situasi terbaik kapan Anda harus memilih salah satunya atau bahkan keduanya.

Apa Itu CPAS?

CPAS merupakan fitur dari Meta yang memungkinkan brand untuk beriklan langsung ke produk mereka yang dijual di platform marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dan lainnya.

Dengan CPAS, brand dan marketplace bekerja sama. Marketplace memberikan akses ke katalog produk mereka ke akun iklan brand, sehingga brand bisa langsung membuat iklan yang mengarah ke produk di platform tersebut.

Yang menarik, tracking event seperti klik, tambah ke keranjang, dan pembelian bisa tetap dilacak walaupun transaksi terjadi di luar situs milik brand. Ini sangat membantu bagi brand yang belum memiliki website sendiri.

Misalnya, sebuah brand fashion menjual di Shopee. Dengan CPAS, mereka bisa membuat iklan yang jika diklik, langsung mengarahkan pengguna ke halaman produk di Shopee, lengkap dengan pelacakan performanya.

Baca Juga: Cara Optimasi SEO Shopee

Apa Itu CAPI?

CAPI atau Conversions API adalah metode tracking yang mengirimkan data konversi secara langsung dari server website ke sistem Meta.

Berbeda dari pelacakan tradisional menggunakan Facebook Pixel yang mengandalkan browser user (client-side), CAPI bekerja dari sisi server (server-side). Ini sangat penting sejak diberlakukannya update privasi dari Apple (iOS 14 ke atas), yang membatasi pelacakan data melalui browser.

CAPI memastikan bahwa event penting seperti pembelian, submit form, atau pendaftaran akun tetap bisa dilacak dengan akurat, bahkan ketika pengguna menggunakan ad-blocker atau menolak cookie.

Sebagai contoh, saat seseorang membeli produk di website Anda, CAPI akan tetap mengirimkan data pembelian tersebut ke Meta Ads, tanpa harus bergantung pada aktivitas browser pengguna.

Tabel Perbandingan CPAS vs CAPI

AspekCPASCAPI
Fokus UtamaKolaborasi dengan marketplacePelacakan server-side
Target PlatformShopee, Tokopedia, LazadaWebsite pribadi
Kendali DataMarketplace yang pegang dataBrand pegang kendali penuh
SetupPraktis, tinggal minta aksesLebih teknis, butuh developer
Ketahanan terhadap ad-blockerTidak relevan (pakai data marketplace)Tahan terhadap ad-blocker
Kemampuan Custom EventTerbatasBisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis

Kelebihan CPAS

1. Tanpa Perlu Website Sendiri

Ini sangat membantu bagi brand UMKM atau bisnis kecil yang belum punya website. Mereka tetap bisa tampil profesional dan menjalankan iklan konversi secara langsung ke marketplace.

2. Tracking Otomatis dari Marketplace

CPAS memanfaatkan sistem marketplace yang sudah terintegrasi, jadi tracking seperti View Content, Add to Cart, dan Purchase dilakukan otomatis, tanpa perlu kode tambahan.

3. Proses Setup Sangat Mudah

Untuk memulai CPAS, Anda hanya perlu mengajukan permintaan ke partner CPAS seperti Shopee atau Tokopedia. Tidak perlu teknisi atau pengaturan lanjutan. Cocok untuk marketer non-teknis.

4. Reputasi Brand Meningkat

Dengan tampilan katalog profesional di iklan Meta, brand tampak lebih terpercaya dan memikat audiens yang sudah terbiasa berbelanja di marketplace.

Kekurangan CPAS

1. Data Tidak Bisa Diakses Secara Penuh

Karena semua data konversi ada di pihak marketplace, Anda tidak bisa melihat perilaku pelanggan secara lengkap. Ini membuat analisa data dan strategi retargeting jadi terbatas.

2. Hanya Untuk Marketplace

CPAS hanya bekerja untuk produk yang dijual di marketplace. Jadi jika Anda ingin beriklan untuk campaign branding, event webinar, atau penawaran khusus di luar marketplace, CPAS tidak bisa digunakan.

3. Retargeting Terbatas

Karena akses data dimiliki oleh marketplace, Anda hanya bisa retargeting berdasarkan event dasar seperti pembelian atau kunjungan halaman. Anda tidak bisa membuat segmen audience lanjutan berdasarkan behavior spesifik.

Kelebihan CAPI

1. Akurasi Data yang Lebih Tinggi

CAPI memberikan data konversi yang lebih stabil karena tidak terganggu oleh pembatasan browser. Ini berarti Anda bisa melacak hasil iklan dengan lebih akurat dan optimal.

2. Kendali Penuh atas Event Tracking

Anda bisa menentukan event sendiri seperti “klik tombol WA”, “daftar newsletter”, atau “checkout gagal”. Ini membuka banyak peluang untuk mengembangkan strategi funnel dan retargeting.

3. Mendukung Bisnis Berbasis Website

Jika Anda menjalankan bisnis direct-to-consumer melalui website, CAPI wajib digunakan agar seluruh funnel pembelian bisa dianalisa dan dioptimalkan.

4. Lebih Kuat untuk Lookalike Audience

Dengan data event yang lengkap, Meta bisa membangun audiens mirip (lookalike) yang jauh lebih presisi, membantu meningkatkan konversi.

Kekurangan CAPI

1. Implementasi Teknis Lebih Kompleks

Anda perlu memiliki tim IT atau bantuan developer untuk mengintegrasikan CAPI dengan sistem backend. Proses ini melibatkan kode, token Meta, dan sistem server.

2. Butuh Monitoring Rutin

Karena data dikirim melalui server, jika ada kesalahan setup atau server down, data bisa tidak terkirim. Harus ada tim yang rutin memantau konsistensi data.

3. Lebih Mahal untuk Bisnis Kecil

Untuk bisnis berskala kecil yang tidak punya tim teknis, setup dan maintenance CAPI bisa terasa mahal atau rumit.

Baca Juga: Cara Optimasi SEO Tokopedia

Kapan Gunakan CPAS?

Gunakan CPAS jika Anda:

  • Menjual produk hanya di marketplace.
  • Tidak memiliki website pribadi.
  • Ingin menjalankan iklan konversi langsung tanpa pengaturan teknis.
  • Baru memulai bisnis digital dan ingin menjangkau audiens lebih luas lewat platform marketplace.

Kapan Gunakan CAPI?

Gunakan CAPI jika Anda:

  • Sudah punya website pribadi atau e-commerce.
  • Ingin pelacakan data yang lebih detail dan akurat.
  • Membutuhkan retargeting tingkat lanjut dan pelacakan funnel lengkap.
  • Punya akses ke developer atau agency yang bisa bantu setup.

Gunakan Pixel + CAPI untuk Hasil Maksimal

Meta merekomendasikan untuk menggunakan Facebook Pixel + CAPI secara bersamaan. Ini disebut strategi “redundant tracking”, di mana data dikirim dari browser dan server, sehingga:

  • Risiko kehilangan data bisa dikurangi.
  • Konsistensi tracking meningkat.
  • Retargeting dan atribusi hasil iklan jadi lebih tajam.

Studi Kasus Nyata

Contoh 1: Brand A

Menjual perlengkapan rumah tangga di Shopee. Belum punya website. Maka CPAS adalah solusi terbaik karena tidak perlu repot setup tracking dan langsung bisa menjalankan kampanye penjualan.

Contoh 2: Brand B

Menjual skincare lewat website sendiri dan punya campaign funnel lengkap. Maka menggunakan CAPI + Pixel adalah langkah yang paling bijak agar data funnel bisa dianalisa secara menyeluruh.

Kesimpulan

Baik CPAS maupun CAPI adalah alat yang sangat berguna dalam ekosistem iklan Meta. Perbedaannya terletak pada platform yang digunakan, jenis pelacakan, dan kebutuhan teknisnya.

CPAS sangat cocok bagi brand yang fokus di marketplace dan menginginkan solusi cepat dan praktis. Sementara CAPI lebih cocok untuk brand yang ingin mengambil kendali penuh atas data dan funnel penjualan di website sendiri.

Jika Anda masih bingung menentukan pilihan atau ingin mengintegrasikan salah satunya dengan strategi Meta Ads Anda, Adsind Digital siap membantu. Kami berpengalaman dalam mengatur CPAS dan CAPI untuk berbagai jenis bisnis, mulai dari UMKM hingga brand besar.

Hubungi kami di Adsind.id sekarang dan konsultasikan strategi Meta Ads Anda agar lebih terarah, efektif, dan berbasis data nyata!