Ketika mengelola website, terutama yang ingin tampil maksimal di mesin pencari seperti Google, seringkali kita menemukan peringatan di Google Search Console berupa “halaman dengan pengalihan”.
Masalah ini bisa terlihat sederhana, namun berdampak besar terhadap performa SEO dan kenyamanan pengunjung.
Dalam artikel ini, kamu akan belajar secara lengkap dan mendalam tentang cara memperbaiki halaman dengan pengalihan.
Kami akan bahas apa itu redirect, jenis-jenisnya, cara mendeteksi, serta langkah-langkah untuk memperbaikinya secara efisien. Mari kita mulai!
Daftar Isi
ToggleApa Itu Halaman dengan Pengalihan?
Halaman dengan pengalihan adalah halaman yang saat diakses langsung mengalihkan pengunjung ke URL lain. Biasanya ini dilakukan saat:
- Struktur URL berubah
- Konten dipindahkan ke halaman baru
- Mengarahkan dari versi HTTP ke HTTPS
- Atau mengarahkan pengunjung dari domain lama ke domain baru
Meski pengalihan bisa berguna, pengalihan yang tidak tepat dapat menyebabkan masalah SEO, seperti hilangnya trafik organik, lambatnya perayapan Googlebot, hingga kesalahan pengindeksan.
Baca Juga: Cara Mmperbaiki Duplikat tanpa ada versi kanonis
Mengapa Halaman dengan Pengalihan Menjadi Masalah di SEO?
Pengalihan menjadi masalah jika dilakukan secara:
- Tidak efisien: terlalu banyak tahapan sebelum sampai ke tujuan
- Tidak tepat: mengarahkan ke halaman yang tidak relevan
- Tertutup loop: dua URL saling mengalihkan satu sama lain
Masalah-masalah ini bisa menyebabkan:
- Menurunnya pengalaman pengguna karena halaman lambat terbuka
- Hilangnya nilai SEO (link equity) dari tautan yang mengarah ke halaman lama
- Bot Google kesulitan mengindeks halaman penting
- Duplikasi konten jika tidak ditangani dengan benar
Jenis-Jenis Pengalihan (Redirect)
301 Redirect (Permanen)
Jenis pengalihan ini memberitahu mesin pencari bahwa URL lama telah berpindah secara permanen ke URL baru. Semua nilai SEO dan otoritas akan dipindahkan ke URL baru.
Contoh penggunaan:
Ketika kamu menghapus produk lama dan menggantinya dengan versi baru.
302 Redirect (Sementara)
Digunakan jika pengalihan hanya bersifat sementara. Mesin pencari akan tetap mengindeks URL lama, bukan URL tujuan.
Contoh penggunaan:
Saat maintenance, dan sementara mengarahkan pengunjung ke halaman info.
Meta Refresh Redirect
Biasanya terjadi melalui kode HTML dengan jeda waktu, misalnya: “Halaman ini akan diarahkan dalam 5 detik.” Ini tidak direkomendasikan untuk SEO karena lambat dan bisa membingungkan pengunjung.
JavaScript Redirect
Redirect yang dilakukan melalui skrip JavaScript. Kurang disarankan karena crawler Google bisa saja melewatkannya, dan tidak seandal redirect server-side (301/302).
Baca Juga: Jenis-jenis Error 3XX
Cara Menemukan Halaman dengan Pengalihan
1. Gunakan Google Search Console
Masuk ke laporan Cakupan > “Dikecualikan” > “Halaman dengan pengalihan”. Di sini kamu akan melihat daftar URL yang tidak diindeks karena adanya pengalihan.
Ini adalah sumber resmi dari Google, jadi sangat penting untuk dipantau secara berkala.
2. Gunakan Screaming Frog SEO Spider
Alat ini bisa mencrawl situsmu dan menunjukkan status HTTP dari setiap URL. Redirect akan muncul sebagai 301 atau 302 dan juga menampilkan redirect chain jika ada. Cocok untuk audit menyeluruh, terutama pada situs besar.
3. Gunakan Ahrefs atau SEMrush
Tools ini menyediakan audit SEO mendalam, termasuk masalah redirect. Ahrefs misalnya, bisa mendeteksi apakah pengalihan mengarah ke halaman yang rusak atau ke loop.
4. Gunakan Ekstensi Browser seperti Redirect Path
Dengan plugin seperti ini, kamu bisa langsung melihat status pengalihan saat membuka suatu halaman di browser. Sangat praktis untuk deteksi manual dan cepat tanpa membuka tools besar.
Cara Memperbaiki Halaman dengan Pengalihan
1. Hindari Redirect Chain
Redirect chain terjadi ketika URL mengarah ke beberapa URL lain sebelum sampai ke tujuan akhir.
Contoh:
A ➝ B ➝ C ➝ D
Solusi:
- Perbarui pengalihan agar langsung dari A ➝ D
- Cek dan ubah di file .htaccess atau di plugin redirect CMS
Penjelasan: Rantai redirect memperlambat akses dan menyebabkan kerugian SEO karena banyaknya “loncatan” data.
2. Hapus Redirect Loop
Redirect loop terjadi jika dua URL saling mengalihkan satu sama lain atau URL mengarah ke dirinya sendiri.
Contoh:
A ➝ B ➝ A ➝ B…
Solusi:
- Hapus salah satu aturan redirect yang menyebabkan loop
- Gunakan Screaming Frog untuk mendeteksi URL yang terus berputar
Penjelasan: Loop menyebabkan halaman tidak pernah terbuka—Google juga tidak bisa merayapinya.
3. Perbarui Tautan Internal
Jika masih ada tautan internal yang mengarah ke URL lama yang telah dialihkan, perbarui semuanya agar langsung menuju URL tujuan.
Penjelasan: Ini akan mempercepat proses perayapan dan memperkuat otoritas halaman tujuan.
4. Periksa Plugin Redirect (WordPress)
Gunakan plugin seperti Redirection, Rank Math, atau Yoast SEO. Periksa apakah ada:
- Redirect ganda
- Pengalihan yang tidak perlu
- Loop redirect
Penjelasan: Plugin yang salah konfigurasi bisa membuat aturan bentrok yang tidak kamu sadari.
5. Periksa File .htaccess
Jika kamu menggunakan server Apache, file .htaccess sangat penting. Redirect 301 biasa ditulis seperti ini:
Redirect 301 /lama https://domain.com/baru
Penjelasan: Periksa urutan dan logika aturan agar tidak tumpang tindih.
6. Gunakan Redirect 301 untuk Perubahan Permanen
Selalu gunakan 301 redirect jika memang URL lama tidak akan digunakan lagi. Ini akan memastikan link equity tetap diteruskan ke halaman baru.
7. Perbarui Sitemap XML
Pastikan sitemap hanya berisi URL yang aktif dan bukan yang sudah dialihkan. Ini mempercepat pengindeksan URL yang relevan.
Penjelasan: Sitemap membantu Google lebih mudah memahami struktur situsmu.
8. Pantau Perbaikan di Google Search Console
Setelah kamu memperbaiki semua redirect, kembali ke GSC, dan klik “Validasi Perbaikan” pada error “halaman dengan pengalihan”.
Penjelasan: Ini memberi sinyal kepada Google bahwa masalah telah kamu atasi, dan proses indexing bisa dilakukan ulang.
Best Practice: Tips Optimasi Redirect
- Minimalkan jumlah redirect dalam satu jalur
- Jangan redirect ke halaman yang tidak relevan
- Gunakan redirect hanya jika benar-benar dibutuhkan
- Gunakan status code yang benar (301 untuk permanen, 302 untuk sementara)
- Perbarui tautan internal secara berkala
- Periksa ulang semua pengalihan setelah redesign atau migrasi situs
Contoh Kasus: Redirect Halaman Produk
Kasus:
Kamu menghapus produk lama:
https://tokomu.com/produk/smartphone-abc
Dan menggantinya dengan:
https://tokomu.com/produk/smartphone-xyz
Langkah:
- Terapkan 301 redirect dari halaman lama ke baru
- Ubah tautan internal (menu, katalog, dll)
- Hapus URL lama dari sitemap dan tambahkan URL baru
- Validasi di Google Search Console
Hasil: Trafik tidak hilang, dan halaman baru langsung terindeks dengan baik.
Kesalahan Umum dalam Mengelola Redirect
- Redirect ke halaman yang tidak relevan (misal dari artikel ke homepage)
- Menggunakan 302 untuk perubahan permanen
- Tidak menghapus redirect lama yang tidak lagi digunakan
- Tidak memperbarui tautan internal
- Sitemap masih berisi URL redirect
Kesimpulan
Memperbaiki halaman dengan pengalihan adalah langkah penting dalam optimasi SEO. Masalah redirect yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan trafik anjlok, perayapan terganggu, dan pengalaman pengguna yang buruk.
Dengan mengikuti panduan ini, kamu dapat memastikan situsmu tetap optimal di mata mesin pencari dan pengunjung.
Gunakan redirect 301 untuk pengalihan permanen, hindari redirect chain dan loop, serta selalu pantau performa situs melalui Google Search Console dan tools SEO lainnya.
Dan jika kamu merasa kesulitan untuk mengelola redirect atau ingin audit SEO profesional, gunakan layanan SEO murah dan terpercaya dari Adsind Digital.
Tim kami siap membantu kamu mengoptimalkan situs, meningkatkan trafik, dan memperbaiki semua masalah teknis SEO—termasuk pengalihan halaman—dengan cepat dan efisien.
Tertarik untuk menaikkan peringkat website kamu? Hubungi Adsind Digital hari ini!
